KAMPUNG SUNSET WATU AMBEN
Watu
amben bersal dari nama salah satu batu yang ada di kawasan tersebut. Menurut
sejarah batu ini adalah batu yang berbentuk balai–balai (amben) yang digunakan untuk istirahat melepas penat tatkala lelah
saat bekerja di ladang karena masyarakat dulu bermukim dibawah kawasan watu
amben tersebut ( dikenal dengan nama Jambesari
). Banyak bebatuan yang ada dikawasan tersebut diantaranya batu amben, batu
mbledek, batu tumpeng, batu dampit. Dulunya kawasan kawasan ini bernama tompak.
Singkat
cerita watu amben yang dulu merupakan lahan pertanian yang bilamana panen
datang tidak maksimal karena banyaknya hasil bumi yaang dicuri maupun rusak
karena terinjak-injak orang yang ingin melihat pemandangan dari tempat itu. Pada
tahun 2009 warga masyarakat setempat telah sepakat untuk mengembangkan tempat
itu menjadi tempat wisata dengan menggandeng investor namun sempat diberhentikan
karena permasalahan izin.
Geliat
semagat warga kembali mengembangkan tempat tersebut dimulai dari tahun 2011
dengan membuat tempat usaha berupa warung makan dengan usaha swadaya. Semenjak
saat itu banyak didirikan usahaa warung dikawasan tersebut namun belum ditata dan
dibentuk sebuah kelompok maupun orgnaisasi.
Di
tahun 2014 tempat itu mulai dikelola oleh lingkungan disalah satu RT dimana
tempat itu berada dengan sistem kepengelolaan yang berbassis lingkungan dengan
ketua pengelola Ketua RT 04 dan wakil Ketua Karang Taruna Dusun. Dan mulai saat
itu mulai ditata dan dikelola serta dibuat aturan-aturan dengan cara musyawarah
mufakat. Pengembangan pembangunan kawassan tersebut berjalan hingga tahun 2016.
Dan tepat tanggal 29 November 2016 kawassan Watu Amben secara resmim diresmikan
oleh wakil Bupati Bantul H. Abdul Halim Muslih pada event Festival Budaya &
Kuliner Kawasan Watu Amben 2016. kawasan tersebut diberi nama Kampung Sunset
Waatu Amben karena di kawassan tersebut setiap rumah penduduknya maupun warung
tempat usaha dapat melihat indahnya sunset dan alam yang ada sebagian wilayah
Yogyakarta.
Komentar
Posting Komentar